Sabtu, 28 September 2013

Mencari Motivasi dari Almarhum Soe Hok Gie

15 Desember 1969, Soe Hok Gie bersama kawan-kawannya Herman Lantang, Abdul Rahman, Idhan Lubis, Aristides Katoppo, Rudy Badil, Freddy Lasut, Anton Wiyana berangkat menuju Puncak Semeru melalui kawasan Tengger. Soe Hok Gie ingin bisa merayakan ulang tahunnya yang ke 27 di atap tertinggi Pulau Jawa tersebut. Tanggal 16 Desember, di tengah angin kencang di ketinggian 3.676 meter (dari atas permukaan laut), Hok Gie, Idhan, Rahman terserang gas beracun. Hok Gie dan Idhan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan nyawa mereka tidak sempat tertolong. (diambil dari berbagai sumber).
"AKU BENAR-BENAR TERINSPIRASI DARI SOSOK GIE YANG SEPENUH HATI MENCINTAI INDONESIA"
priyonisme
Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya."

Gie orang yang selalu membenci kekuasaan, menolak kekuasaan, bahkan pernah menolak tuhan, ada ternyata manusia seberani itu, dizaman ini jika ia masih hidup sya rasa mungkin pemikirannya bisa menjadi ideologi mahasiswa, bisa jadi mahasiswa dapat lebih brutal dari ini, kita terlalu di bodohi zaman, tekhnologi, jadi manusia pengkonsumsi, pada zaman itu gie menyebut tentang manusia baru, apa di zaman ini ia akan mengatakan hal yang sama. Sekarang tidak penting mengharap manusia seperti gie, lihat lah diri sendiri apa manusia baru itu hanya ada pada diri GIE. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar