Dan
telah Kami jadikan kamu berpasang-pasangan”
Wanita
adalah kata halus bahasa Indonesia untuk kata perempuan dalam bahasa melayu.
Kaum Feminis Indonesaia tak suka menggunakannya, mereka lebih suka menggunakan
kata perempuan. Tetapi William Shakespeare sang pujangga Inggris itu telah
berkata: “ what is in a name ? “. Apapun namanya, yang dimaksud wanita atau
perempuan ia sama saja, yaitu jenis makhluk manusia yang paling berjasa bagi
sepesiesnya secara biologis. Wanitalah yang memungkinkan manusia bisa bertambah
banyak dan berganti generasi.
Sayangnya,
keungulan biologis ini sering dilupakan lawan jenisnya yang cenderung
memperalat mereka menjadi sekedar mesin reproduksi manusia, bagaikan mesin
photo copy lebih parah lagi kemampuan reproduksi ini pun diabaikan dan mereka
hanya dimampaatkan sebagai alat pemuas kebutuhan biologis pria, tetapi fungsi
refroduksi mereka dihindari ini terjadi ketika mereka dijinkan masyarakat untuk
memiliki suatu profesi yang sedihnya disebut sebagai propesi yang paling tertua
didunia.
Menyedihkan
jika kita lihat realita-realita yang ada, di beberapa negara sedang berkembang
terutama. Sangat dirasakan ketidaksetaraan gender sehingga menjadi permasalahan
yang menghambat pembangunan. Oleh sebab itu kesetaraan gender adalah isu
pembangunan yang sangat mendasar- tujuan pembangunan itu sendiri. Kesetaraan
akan meningkatkan kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan
menjalankan pemerintahan secara efektif. Sehingga meningkatkan kesetaraan
gender asalah bagian pentibg dari strategi pembangunan yang mengupayakan
pemberdayaan semua orang--- perempuan maupun laki-laki--- untuk melepaskan diri
dari kemiskinan serta meningkatkan taraf hidup.
Gender
merujuk pada peran dan perilaku yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku
yang tertanam melalui proses sosialisasi dan sejumlah tuntutan yang berkaitan
dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perempuan dan laki-laki memang
berbeda secara biologis tatapi perbedaan biologis ini kemudian ditafsirkan dan
dikembangkan sedemikian rupa oleh setiap kebudayaan menjadi seperangkat
tuntutan sosial tentang kepantasan dalam berperilaku dan berkegiatan, serta apa
hak, sumber daya dan kekuasaan yang mereka miliki. Walaupun tuntutan ini sangat
bervariasi antara masyarakat satu dengan yang lainnya namun memiliki persamaan
yang mencolok seperti halnya dalam pengasuhan anak, hampir semua masyarakat
memberikan tanggung jawab itu kepada perempuan dan untuk urusan di luar itu
diberikan kepada kaum laki-laki.
Di
banyak kejadian ternyata terdapat analisis yang menyebutkan bahwasanya peran
perempuan memang sangat berpengaruh dalam kemajuan pembangunan. Jika kita
melirik pada persoalan korupsi yang terjadi di negeri ini sangat mengerikan dan
merugikan banyak pihak. Di lihat dari satu sisi, ternyata memang peran
perempuan Indonesia di dalam parlemen kepemerintahan memang belum secara
maksimal di gunakan. Karena ternyata terdapat korelasi yang cukup signifikan
antara keduanya yang di kaji lewat ilmu perilaku dan sosial. Umumnya perempuan
lebih berorientasi kepada masyarakat dan kurang mementingkan diri sendiri
karena perempuan lebih bersifat pemurah dan pengalah daipada laki-laki dan juga
tidak suka bermain curang karena secara psikologis mereka memang lebih besar
menggunakan perasaan dalam melihat suatu masalah, lain halnya dengan laki-laki,
mereka selalu menggunakan otak dan nafsu mereka dalam berbuat. Meskipun masih
bersifat saran namun asumsi ini hendaknya dipikirkan secara bersama dan hendak
dijalankan sebagai upaya dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam ikut serta
aktif dalam rangka mewujudkan pembangunan yang yang lebih maju karena kekuatan
perempuan dapat menjadi kekuatan yang efektif menuju kebersihan pemerintahan
dan keterpercayaan bisnis.
Demikian
besarnya peran perempuan dalam pembangunan di negeri ini tapi kenapa sampai
saat ini masih saja banyak pihak yang tidak menghiraukannya hingga banyak
ketidaksesuaian perilaku yang diterima oleh kaum perempuan sampai-sampai pada
satu kekerasan, tindakan asusila yang sangat merendahkan kaum perempuan. Apakah
karena sifatnya yang sangat halus?sehingga mudah untuk dipermainkan!!!!
Tidak
begitu!karena ternyata peran perempuan dapat ikut serta mewujudkan pembangunan
yang lebih kondusif, nyaman dan baik pastinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar