Siapa
yang tidak ingin melihat orang-orang terdekat kita merasa nyama dengan diri
kita dan tentunya membuat bahagian di saat kebersamaan. Akan tetapi bukan
mengorbankan kebahagian kita demi membahagiakan orang ataupun teman di
sekeliling kita terus menerus.
Awalnya
sekian kali aku merasakan bertapa susahnya diri ku memposisikan pada takaran
itu. Sebenarnya juga tidak terlalu susah untuk menumbukan rasa sosial yang
lebih terhadap loyalitas pertemanan. Akan tetapi ahir-ahir ini entah setan apa
yang merasuki kepalaku hingga aku menulis seperti ingin mencemooh diri sendiri
yang telah berbuat seperti itu kepada teman-teman ku.
Mengerti
diri sendiri untuk keberadaan orang lain untuk waktu ke waktu mungkin bisa saja
kita betah dengan keadaan yang seperti itu. Akan tetapi jika orang ataupun
teman di sekeliling kita tidak tau bertapa hati kita tersaiki dan kita memendam
untuk beberapa waktu yang lama dengan pendustaan diri sendiri. akan kan aku
harus tutup mulut dengan perlahan-lahan mengiris hati dengan pisau yang
berkarat.
Aku
merasakan aku bukanlah aku yang sebenarnya, aku adalah orang lain yang ingin
berpura-pura tenang ketika aku merasakan ketidak tenangan hati. Keberadaan ini
yang membuatku selalu ingin selalu ada ketika teman-teman ku membutuhkan
bantuan dan segalanya yang aku punya tanpa harus mengorbankan sifat dan watak
ku yang sebenarnya.
Memang
tidak mudah untuk mengelabuhi diri sendiri. akan tetapi aku akan terus belajar
dari teman-teman ku yang menurutku sudah menjadikan dan membentukku sedemikian
rupa hingga aku seperti ini, dengan watak yang kaku dan tidak menutupi apa yang
perlu di pandanganya memang perbeda tanpa ada rasa malu dan tidak enakan.
Inilah aku, aku bukan aku orang lain.
Yang
terpenting, untuk sahabarku Yanuar, aku tidak akan pernah merubah sifatmu dan
merubah apapun yang memang itu semua watakmu. Akan tetapi aku adalah aku
sebagaimana yang kamu ketahui selama ini. Untuk mu temanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar