Sabtu, 29 September 2012

Menceritakan Kembali

Pagi hari, rutinitas ku seperti bisanya, ngampus untuk untuk mengikuti mata kuliah jam pagi. Sembari menunggu dosen datang, saya dan temen-teman mahasiswa yang lain menceritakan apa yang sudah dilewati dalam kesehariannya. Dari pada itu juga umumnya dari menceritakan diri sendiri sampai membicarakan orang lain, dan biasanya dosen, bapak dan ibu kos, dan tentunya yang tidak ketinggalan adalah tentang cewek. Sangatlah jarang sekali di lingkungan kampus tempat ku study dalam jangka waktu 2 semester sebelumnya (semester 3-4) sudah sangat jarang melihat teman-temen bercerita tentang keilmuan yang di bawa dalam melihat kasus-kasus yang terupdate sekarang ini. Kalau pun ada, itu biasanya di ruang yang agak formal sedikit (diskusi), tapi hal itu sudah jarang saya liat.
Jadi terlebih untuk menceritakan kembali apa yang pernah kita lakukan kemarin, atau yang pernah kita lihat, apalagi kalau hal itu menarik minat kita untuk bisa menceritakan apa saja yang kita lihat lihat kedalam sebuah tulisan. Dan apapunlah yag sifatnya unik, menari ataupun tidak menarikpun bisa kita ceritakan dengan menulis.
Nah, tentunya hal tersebut sudah menjadi lumrah jika meneritakan kejadian yang lalu-lalu yang pernah kita alami sendiri, orang lain yang tentunya menarik kita untuk bisa menceritakannya lagi.
Bukan hanya itu saja. Kita juga bis menceritakan kembali dalam lingkup keilmuah kepada teman ataupun orang lain. Tentunya itu tidak semua orang bisa dan mampun. Karena secara tidak langsung kita harus sudah membaca apa yang mau di ceritakan “intinya”.
Kalaupun boleh memisahkan nantinya tentang kemampuan bercerita seseorang memang tidak akan sama satu dengan yang lainya. Ada yang lebih suka bercerita dengan ngomong langsung kepada lawan bicara. Ada juga yang ditulis ke deary, buku hari,dsb
Nah, untuk hal yang tidak biasa ini memang tidak bisa langsung kita lakukan dengan rutin, akan tetapi bertahap demi tahap? Saya tidak tahu juga bagaimana tahapan itu. akan tetapi saya punya saran untuk ku sendiri dan juga untuk semunya.
Salah satunya adalah kita terlabih dahulu suka membaca dan menulis. Dan untuk ukuran menceritakan kembali itu jelek dan bagusnya tidaklah menjadi masalah, yang terpenting adalah membuat kita suka akan membaca dan bercerita dengan menulis itu saran saya.
Lamba laut jika kita membaca tulisan yang pernah kita tulis sendiri kita akan mampun untuk menilai kekurangan dari tulisan dalam menceritak kembali hasil pengalaman kita, tentang bacaan kita. Salam saya, yang juga masih belajar membaca dan menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar