Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan. Seiring dengan datangnya bulan Suci Ramadhan untuk yang
ke 3 harinya. Barusan saja sehabis ndarus setalah Sholat Subuh, ku sempatkan
untuk menulis dengan suasana pagi yang dingin membuatku engan untuk melepas
selimut dari badan ku dan apalagi beranjak untuk beraktivitas. Tapi ada satu
aktivitas dibulan Ramadhan yang menurut saya sudah menjadi tradisi sendiri.
Sebut saja Nyubuhan/Subuhan
Aduh…bingung
rasanya mau mulai darimana, sisa-sisa memory history yang menghilang bagai
sesulit menceritakan mimpi indah yang tidak ingin berakhir.
Hahaha...lebay...yangmana budaya kecil ku lagi tak ku temukan di masa-masa
sekarang, etah sudah pudar, luntur ataukah sudah menghilang, aku tak tau?
Ya,
ngomong-ngomong tentang aktivitas yang sudah membudaya di Indonesia setelah
atau sehabis Sholat Subuh atau umumnya yang dilakukan di pagi hari di bulan
Ramadhan, sebut saja SUBUHAN atau aktivitas yang dilakukan di bulan Ramadhan
setalah Sholat Shubuh.
Tentunya
sudah pada pernah merasakanya bukan. Masa kecil yang menyenangkan. Saya salah satunya pelakunya di antara yang
banyak orang yang pernah merasakanya.
Khususnya
pada muda-mudi yang paling banyak mengikuti aktiviti nyubuhan, iseng-iseng
cari-cari gebetan/pemandangan yang indah untuk lembaran nanti. Bahkan jalanan
bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak anak-anak kecil sekalipun ikut-ikutan nyubuhan.
Tentunya umur juga sangat bisa di cirikan pada kencendrungan aktivitasnya,
kalau saya dulu masih anak kecil yang suka gangguin muda-mudi (cewek) dengan
melepar petasan. Hahaha. Walaupun polisi yang patroli sekalin sempat aku
lempari petasan. Diem saja tu.. Ada juga yang cuman nongkrong di sisi-sisi
pingiran jalan ada yang naik sepeda dan yang paling gak nyenegin kalau ada
pengendara montor yang ngebar-geber suaran kenaplotnya.
Dulu,
saya tidak telat menyempatkan waktu untuk nyubuhan dengan temen-temen sebaya,
jalan-jalan sampai titik pusat keramain dan duduk sambil bercerita (ngomong
orang, sitin cewek-cewek) dan memandangi orang-orang di sekitar yang
lalu-lalang sesampainya sampai matahari muncul terang dari arahmana aku lupa
hehehe. Itulah pengalaman yang dulu saya lakukan di sela-sela setelah subuh di
bulan Ramadhan.
Lalu,
sekarang ini, sudah jarang sekali saya menemukan aktivitas nyubuhan. Entah
budaya muda-mudi sekarang sudah berbeda dengan yang dulu atau tebakan saya
muda-mudi sekarang (beranjang dewasa) lebih suka bermain Playstation,
internetan dan mungkin sibuk tidur di kamar masing-masing.
Terlepas
dari budaya Nyubuhan itu positif atau tidak, tapi saya dulu pernah penjadi
pelakunya. Tentunya menyenangkan.
“Sebenarnya
tulisan ini saya tulis shubuh kemarin (22/07/2012) tapi keburu ngatuk dulu saya
tinggal, dan baru saya teruskan pagi ini sambil santap sahur, belumlah basi
tentunya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar