Senin, 23 Juli 2012

Hilangnya Budaya Shubuhan

Ramadhan Marhaban Ya Ramadhan. Seiring dengan datangnya bulan Suci Ramadhan untuk yang ke 3 harinya. Barusan saja sehabis ndarus setalah Sholat Subuh, ku sempatkan untuk menulis dengan suasana pagi yang dingin membuatku engan untuk melepas selimut dari badan ku dan apalagi beranjak untuk beraktivitas. Tapi ada satu aktivitas dibulan Ramadhan yang menurut saya sudah menjadi tradisi sendiri. Sebut saja Nyubuhan/Subuhan
Aduh…bingung rasanya mau mulai darimana, sisa-sisa memory history yang menghilang bagai sesulit menceritakan mimpi indah yang tidak ingin berakhir. Hahaha...lebay...yangmana budaya kecil ku lagi tak ku temukan di masa-masa sekarang, etah sudah pudar, luntur ataukah sudah menghilang, aku tak tau?
Ya, ngomong-ngomong tentang aktivitas yang sudah membudaya di Indonesia setelah atau sehabis Sholat Subuh atau umumnya yang dilakukan di pagi hari di bulan Ramadhan, sebut saja SUBUHAN atau aktivitas yang dilakukan di bulan Ramadhan setalah Sholat Shubuh.
Tentunya sudah pada pernah merasakanya bukan. Masa kecil yang menyenangkan.  Saya salah satunya pelakunya di antara yang banyak orang yang pernah merasakanya.
Khususnya pada muda-mudi yang paling banyak mengikuti aktiviti nyubuhan, iseng-iseng cari-cari gebetan/pemandangan yang indah untuk lembaran nanti. Bahkan jalanan bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak anak-anak kecil sekalipun ikut-ikutan nyubuhan. Tentunya umur juga sangat bisa di cirikan pada kencendrungan aktivitasnya, kalau saya dulu masih anak kecil yang suka gangguin muda-mudi (cewek) dengan melepar petasan. Hahaha. Walaupun polisi yang patroli sekalin sempat aku lempari petasan. Diem saja tu.. Ada juga yang cuman nongkrong di sisi-sisi pingiran jalan ada yang naik sepeda dan yang paling gak nyenegin kalau ada pengendara montor yang ngebar-geber suaran kenaplotnya.
Dulu, saya tidak telat menyempatkan waktu untuk nyubuhan dengan temen-temen sebaya, jalan-jalan sampai titik pusat keramain dan duduk sambil bercerita (ngomong orang, sitin cewek-cewek) dan memandangi orang-orang di sekitar yang lalu-lalang sesampainya sampai matahari muncul terang dari arahmana aku lupa hehehe. Itulah pengalaman yang dulu saya lakukan di sela-sela setelah subuh di bulan Ramadhan.
Lalu, sekarang ini, sudah jarang sekali saya menemukan aktivitas nyubuhan. Entah budaya muda-mudi sekarang sudah berbeda dengan yang dulu atau tebakan saya muda-mudi sekarang (beranjang dewasa) lebih suka bermain Playstation, internetan dan mungkin sibuk tidur di kamar masing-masing.
Terlepas dari budaya Nyubuhan itu positif atau tidak, tapi saya dulu pernah penjadi pelakunya. Tentunya menyenangkan.

“Sebenarnya tulisan ini saya tulis shubuh kemarin (22/07/2012) tapi keburu ngatuk dulu saya tinggal, dan baru saya teruskan pagi ini sambil santap sahur, belumlah basi tentunya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar