Sabtu, 14 April 2012

Sepenggal Cerita Kehidupan Teman

Malam yang kian larus dengan hening dan dinginnya malam di awal bulan Sepetember ini. Seolah-olah bintang pun turut menemaniku dengan cahaya yang berkedip-kedip di tengah malam bertemankan rembulan yang dengan akrabnya menghiasi dunia. Ingin sekali aku melukiskan bertapa indahnya pemandangan malam ini, dari jendela kamar yang terbuka dengan gulitanya di kamar tempat ku melukiskan indahnya keindaha mu. Sebenarnya juga aku bukan tidak mau melukiskan keindahan yang kau berikan untuk dan dunianya dengan cahanya yang kau berikan. Inilah kenyataannya dari dulu hingga sekarang bagaimana peraturan alam semesta ini dengan sistem peraturanya.
Aku menulis ini, dari cerita teman kecilku namanya hayatun hasanah yang juga tetanggaan dengan rumah ku. Entah mengapa juga aku ingin menceritakan ini, terlepas dari apakah ini penting atau tidak, aku semakin terpacu untuk menceritakan dan menulisnya.
Sebenarnya apa yang dicari dan kemana arah tujuan dari kehidupan ini sebenarnya dan dari manakah awal datangnya pertanyaan ini yang mampu mampu menguras waktu untuk berlama-lama merenungginya. Dengan nada yang mencerminkan kepasrahan lalu memunculkan pertanyaan apakah kehidupanku seperti ini? Seperti orang berkendara di jalanan yang tidak tahu tentang arah dan tujuan kemana ahir dari semua ini. Akupun secara tidak langsung juga memikirkan sebagaimana yang di ungkapkan oleh teman kecilku yang sampai sekarangpun aku belum menemukan jawaban tentang pertanyaan itu? Apalagi untuk menjawab dimana ujung dari kehidupan ini?
Pulang dari rumahnya sekitar jam 23:40 pun aku masih terniang-niang dengan sedikit cerita dari teman kecilku? Kegalau hati pun kurasakan sampai keseluruh pikiran ku sesampainya aku menulis cerita ini. Bukan tidak mampu untuk menghidar dari pertayaan dan cerita dari teman kecil ku. Akan tetapi jauh yang kurasakan seperti tetesan air dari keran yang menetes walau sudah di tutup pelatuknya.
Kuedarkan pandangan ku di sekeliling secara perlahan yang kulihat hanya gelap yang berdindingkan hitam tanpa hiasan.
Kembali lagi menyoalkan dari cerita teman kecilku, bukan ingin menjawabnya karena aku pun belum tau jawabannya. Dengan meraba-raba mencoba mendalami dari cerita yang banyak berselibkan sedikit pertanyaan tentang kehidupan. Sambil memadangi langit dari jendela kamar kembali lagi aku menyibukan pikiranku dengan keinginan menulis dari yang ku ketahui tentang diriku yang dulu sesampai diriku yang sekarang ini. Tanpa mau bertanya dengan diri sendiri.
Aku menulis dengan apa yang kuketahui tentang jalan kehidupan ku yang aku sendiri belum tau ujungnya? Dan kapan aku bisa menjawabnya. Dengan rasa syukur karena dari kenikmatan hidup yang telah diberikan-Nya kepada ku sampai hari ini aku masih bisa merasakan bertapa indah dan suramnya kehidupan ini jika mau untuk diceritakan. Bumbum kehidupanlah yang sejahtinya akan membawa kita pada jawaban tentang apa yang sebernanya kita cari dari perjalan kehidupan ini.
Kembali ku memandangi keindahan bintang dan bulan di langit-langit dari jendela kamarku dengan sedikit mataku melirik dan kembali kupandangi layar laptopku yang hanya terdiam memandangi jari beraktivitas seperti selayaknya.

Terbayang-banyak dengan kenyamanan seputar kehidupan yang mungkin oleh sebagian orang akan berkata kalau memikirkan atau membicarkan sepertar yang aku ceritakan ini hanya membuang-buang waktu saja. Dari itu semua insaalloh akan aku simpan dan lebih-lebih kuingat sebagai penguat pengantar malam ini untuk perjalan hidup ku menjadi jawaban atas apa yang belum ketahui sesampainya aku mengetahui ujungnya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar