Perjalan sebuah kelompok musik legendaris
Indonesia yang didokumentasikan dan ditampilkan dengan jalan cerita yang sangat
unik dan sangat menarik. Demikian pemutaran film Kantata Takwa, Kantat Takwa,
seperti yang kita ketahui bersama, hidup pada masa-masa di mana terkadang seni
bisa mengundang bahaya. Sebut saja Film Kantata Takwa, kantata takwa adalah
sebuah proses interaksi berbagai ego-ego besar, yang dipayungi WS. Rendra,
Setiawan Djody, Iwan Fals, Sawung Jabo .
Dari yang sedikit saya ketahui, tentang
film Kantata Takwa dulu sempat di tunda penayangan karena hanya kepentingan
politik pada waktu itu, sesampainya di tundanya sampai tahun 2008.
Mencermati dari film kantata takwa yang
di selinggi lagu bento dan Bongkar yang
terdengar "menggelegar" bagaikan hendak mendorong penonton untuk
berani dalam berspekulasi melawan ketidak berdayaan manusia terhadap para
penguasa, Iwan Flas yang secara jelas sebagai perwujudan protes tehadap hak-hak
pekerja seni tentang kretifitas yang dirampas yang juga di tontokannya kelas
bawah yang di tindas hak-hak kemanusiannya.
Waktu penayangan kemarin hari Kamis 24
Mei 2012 malam, tempat nongkrongnya mahasiswa jogja Ngopi di @Ngeban Resto
Nologaten di sekitaran kota Yogyakarta, di tayangkan film kantata Takwa yang di
gelar oleh Gadjah Wong Cinema. Ya tidak di sangka-sangka ahirnya aku bisa
menonto film tersebut, karena memang aku sudah penasaran banget dengan cerita-cerita
dari temen atau dari website yang saya baca. Ya walaupun ketika saya menonton
kurang nyambung dengan penyampainya, mungkin karena gak mengikuti alur
ceritanya dari awal sampai ahir.
Peran yang dilakoni di film tersebut
mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa ataupun penonton waktu
itu, siapa yang tidak kenal dengan Ws Rendara sebagaimana kita ketahui tentang
dirinya, seorang seniman penyair, budayawan yang sangat kritis, dengan
mengumandangan dari puisinya begitu kuat merespon ekspresif membakar semangat
kaum muda untuk melakukan perubahan sosial. Konsistensi terhadap perjuangan dan
karakter yang sansgat kuat ia tampilkan dengan tegar menghadapi marabahaya.
Iwan Fals dan banyak lagi.
Dengan banyak di selinggi lagu-lagu yang
bernafaskan kritik terhadap kehidupan Orde Baru waktu itu juga uniknya lagi
masih dibungkus dengan adegan-adegan perlawanan terhadap perubahan sosial,
hingga pada mozaik konser musik jadul (jaman dulu). Disamping punya kekuatan
dalam pengangkatan wacana kehidupan Indonesia pada masa Orde Baru.
Jadi mungkin menurut saya bagi yang belum
menonton film Kantata Takwa sebaiknya fokus pada filem tersebut kitika
pemutaran, karena untuk menikmati film tersebut di butuhkan ketajaman perasaan
seni dan penenungan yang mendalam untuk bisa membongkar pesan-pesan
(moral-kritik-pemberontakan-perubaha sosial) dalam bahasa musik dari Film
Kantata Takwa yang di sampul dengan apiknya oleh Eros Djarot dan Goto Prakosa.
Wah, menarik banget ulasannya
BalasHapusAda ya film dengan judul takwa. Film tahun berapa ini ya.
BalasHapus