Untuk
menjelaskan bahwasanya masyarakat itu adalah Tuhan, setelah saya mencari dan
akhirnya saya medapatkan teori yang bisa menjelaskan pernyataan tersebut, salah
satu teori yang akan saya kemukakan adalah teori tentang agama dari pemikiran
Emile Durkheim, Teori tentang agama ini merupakan sumbangan pemikiran pamungkas
Emile Durkeim yang dijabarkan dalam buku terakhirnya yaitu The Elementary Forms
of Religious Life. Dalam teori ini Durkheim mengulas sifat-sifat, sumber
bentuk-bentuk, akibat, dan variasi agama dari sudut pandang sosiologistis.
Menurut Durkheim agama merupakan ”a unified system of belief and practices
relative to sacret things”, dan selanjutnya “ that is to say, things set apart
and forbidden – belief and practices which unite into one single moral
community called church all those who
adhere to them.” Menurut Durkheim agama berasal dari masyarakat itu sendiri,
dan masyarakat itu sendiri yang mengintepretasikan tentang Tuhan yang diyakini
sesuai dengan idealismenya. Masyarakat selalu membedakan mengenai hal-hal yang
dianggap sakral dan hal-hal yang dianggap profane atau duniawi. Dalam hal ini Durkheim
tidak hanya berstatement menurut imajinasinya sendiri. Durkheim menyelami
hakekat terdalam tentang agama ke masyarakat-masyarakat primitif di pedalaman
Australia.
Dasar
dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari collective
consciousness (kesadaran kolektif) sekalipun selalu ada perwujudaan-perwujudan
lainnya. Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri yang sebagai
collective consciouness kemudian menjelma ke dalam collective representation.
Tuhan itu hanyalah idealisme dari masyarakat itu sendiri yang menganggapnya
sebagai makhluk yang paling sempurna (Tuhan adalah personifikasi masyarakat)
dan melebihi apa yang dimiliki oleh manusia. Dalam hal ini Durkheim
mengemukakan dua hal pokok dalam agama yaitu kepercayaan dan ritus/
upacara-upacara. Keyakinan adalah pikiran dan ritus adalah tindakan.
Kesimpulannya,
agama merupakan lambang collective representation dalam bentuknya yang ideal. Agama
adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif seperti ritus-ritus agama.
Orang yang terlibat dalam upacara keagamaan maka kesadaran mereka tentang
collective consciouness semakin bertambah kuat. Sesudah upacara keagamaan
suasana keagamaaan dibawa dalam kehidupan sehari-hari, kemudian lambat laun
collective consciousness tersebut
semakin lemah kembali. Jadi ritual-ritual keagamaan merupakan sarana
yang dianggap berperan dalam menciptakan kesadaran kolektif di antara
masyarakat, atau dengan kata lain ritual agama merupakan charge bagi manusia
untuk mendekatkan diri kembali kepada Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar