Segala
sesuatu yang terpaksa itu cenderung tidak baik, dan dipaksa-paksa orang lain
jauh tidak baik, tapi tidak tau juga si kalau di paksa
tapi pada kebaikan (analisi sendiri ya). Orang lain hanya sebatas pemberi
support, dan kita yang semestinya memaksa diri pribadi agar pekerjaan dan yang
behubungan hal-halnya itu kita nikmati. Apakah mungkin kita menikmati sebuah
pekerjaan yang terpaksa? ga ada ide, ga tau konsep, tapi malah dipaksa nulis.
Salah
satu dosen Pak Sharifuddin Zuhri selalu bilang ke pada mahasiswa ketika di
kelas. Sekurang-kurangnya seperti ini “Menulis dari dimualai dengan hal-hal
yang paling terkecil (elemen dasar) dahulu seblum beranjak ke kearah yang lebih
besar itu jauh lebih mudah dan tentunya untuk mencari data itu tidak
menyusahkan kita dan bahkan menyenangkan dari pada bersusah payah memikirkan
hal terbesar untuk kita tulis (plesetanya, gak ada yang mau baca tu skipsi yang
kaya gituan). Jika kita sudah memikir yang berat percaya atau tidak otak kita
akan menolaknya”. Dan akhirnya kita tidak akan menulis satu kata pun.
Yang
saya tau sampai saat ini tanpa ada dasar maupun konsep apapun dari pengalaman
saya menulis apapun itu dengan menjaga mutu tulisan supaya selalu bagus adalah
totalitas. Totalitas yang saya maknai sebagai gambaran ketika kita semua
kemampuan kita untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Tidak boleh nanggung,
setengah-setengah.
Kuncinya
hanya satu, yaitu totalitas. 14/04/2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar