Ahir-ahir
ini rasanya ada sedikit perubahan yang membuatku bertanya-tanya kepada diri ku
sendiri? terkadang pula aku bertanya kepada teman akrabku dan juga teman yang
nasibnya sama, anak kos-kosan yang berstudi di Jogjakarta. Namanya bahaudin.
Dia adalah seorang teman yang sebelum 14 September ini satu kamar /kos dengan
ku selama satu tahun, jadi aku pribadi mungkin lebih tau tentangnya dari pada
yang lainya.
Dia
adalah orang yang pertama kali membuatku terkesan dengan metode belajarnya
ataupun mencari ilmu dalam setiap kesempatan yang ada, entah itu membaca sampai
beriteraksi dengan lawan bicara dengan mendapat pengetahuan yang banyak dari
metodenya sendiri, walaupun cenderung agak pragmatis. Sampai-sampai aku
mencontoh metode yang secara tidak langsung ia mengajarkanya walaupun tidak
seformal seperti ketika bapak/ibu guru mengajari rumus-rumus kepada muridnya di
kelas. Akan tetapi lebih kepada ia cerita dan bisa mengambil inti pokok sebagai
yang dirasa lebih.
Kebiasaan
tersebut menjadikan aku menjadikan orang lain, dan di suatu hari, saya agak
lupa kapan ketika kita ngobrol. Teman ku berkata “kamu tidak akan bisa dan
tidak akan mungkin menjadi dirinya” karena “kamu adalah kamu, kamu buka
dirinya”.
Kalimat
tersebut secara jelas mengambarkan aku seperti ingin menjadi dirinya. Akan
tetapi itu semua tidak akan mungkin. Karena aku adalah diri yang selalu akan
memberontak terhadap segala pencapaian diri sadari berbagai segi, itulah
manusia, tidak akan pernah puas walaupun sudah mendapatkan apa yang ingin di
dapatkan, karena sifat manusia lebih progress tanpai mau ada kemandekan dalam
diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar