Minggu, 11 Maret 2012

Film Kantata Takwa

Perjalan sebuah kelompok musik legendaris Indonesia yang didokumentasikan dan ditampilkan dengan jalan cerita yang sangat unik dan sangat menarik. Demikian pemutaran film Kantata Takwa, Kantat Takwa, seperti yang kita ketahui bersama, hidup pada masa-masa di mana terkadang seni bisa mengundang bahaya. Sebut saja Film Kantata Takwa, kantata takwa adalah sebuah proses interaksi berbagai ego-ego besar, yang dipayungi WS. Rendra, Setiawan Djody, Iwan Fals, Sawung Jabo .

Dari yang sedikit saya ketahui, tentang film Kantata Takwa dulu sempat di tunda penayangan karena hanya kepentingan politik pada waktu itu, sesampainya di tundanya sampai tahun 2008.

Mencermati dari film kantata takwa yang di selinggi lagu bento  dan Bongkar yang terdengar "menggelegar" bagaikan hendak mendorong penonton untuk berani dalam berspekulasi melawan ketidak berdayaan manusia terhadap para penguasa, Iwan Flas yang secara jelas sebagai perwujudan protes tehadap hak-hak pekerja seni tentang kretifitas yang dirampas yang juga di tontokannya kelas bawah yang di tindas hak-hak kemanusiannya.


Waktu penayangan kemarin hari Kamis 24 Mei 2012 malam, tempat nongkrongnya mahasiswa jogja Ngopi di @Ngeban Resto Nologaten di sekitaran kota Yogyakarta, di tayangkan film kantata Takwa yang di gelar oleh Gadjah Wong Cinema. Ya tidak di sangka-sangka ahirnya aku bisa menonto film tersebut, karena memang aku sudah penasaran banget dengan cerita-cerita dari temen atau dari website yang saya baca. Ya walaupun ketika saya menonton kurang nyambung dengan penyampainya, mungkin karena gak mengikuti alur ceritanya dari awal sampai ahir.

Peran yang dilakoni di film tersebut mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa ataupun penonton waktu itu, siapa yang tidak kenal dengan Ws Rendara sebagaimana kita ketahui tentang dirinya, seorang seniman penyair, budayawan yang sangat kritis, dengan mengumandangan dari puisinya begitu kuat merespon ekspresif membakar semangat kaum muda untuk melakukan perubahan sosial. Konsistensi terhadap perjuangan dan karakter yang sansgat kuat ia tampilkan dengan tegar menghadapi marabahaya. Iwan Fals dan banyak lagi.


Dengan banyak di selinggi lagu-lagu yang bernafaskan kritik terhadap kehidupan Orde Baru waktu itu juga uniknya lagi masih dibungkus dengan adegan-adegan perlawanan terhadap perubahan sosial, hingga pada mozaik konser musik jadul (jaman dulu). Disamping punya kekuatan dalam pengangkatan wacana kehidupan Indonesia pada masa Orde Baru.

Jadi mungkin menurut saya bagi yang belum menonton film Kantata Takwa sebaiknya fokus pada filem tersebut kitika pemutaran, karena untuk menikmati film tersebut di butuhkan ketajaman perasaan seni dan penenungan yang mendalam untuk bisa membongkar pesan-pesan (moral-kritik-pemberontakan-perubaha sosial) dalam bahasa musik dari Film Kantata Takwa yang di sampul dengan apiknya oleh Eros Djarot dan Goto Prakosa.

2 komentar: